Girirejo, sebuah kalurahan di Kecamatan Imogiri, Bantul, memiliki kedudukan sebagai pusat wisata religi paling penting di Yogyakarta. Kalurahan ini dikenal karena menjadi lokasi Kompleks Makam Raja-Raja Mataram yang Agung. Girirejo, yang berarti ‘Gunung yang ramai (rejo)’, memadukan kekayaan sejarah, spiritualitas, dan upaya pengembangan ekonomi lokal berbasis budaya.
Makam Raja-Raja Mataram: Situs Religi Utama
Daya tarik utama Girirejo adalah situs pemakaman yang dibangun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1632.
- Situs Ziarah: Kompleks ini merupakan tempat persemayaman raja-raja dari dua Keraton, Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
- Jejak Sejarah: Makam ini terbagi menjadi beberapa hastana (sayap), termasuk Makam Banyusumurup (tempat Pangeran Pekik dimakamkan). Faktanya, makam ini adalah salah satu obyek wisata religi yang selalu ramai dikunjungi pada hari-hari tertentu (Senin, Jumat, dan Minggu).
Sentra Budaya Keris dan Wedang Uwuh
Girirejo berupaya mengoptimalkan potensi budaya dan produk lokalnya.
- Edukasi Keris: Desa ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata dan Edukasi Kebudayaan Keris. Saya merasa, hal ini adalah peluang bagus untuk mengembangkan wisata minat khusus di bidang kerajinan dan filosofi senjata tradisional.
- Wedang Uwuh Khas Imogiri: Wedang Uwuh (minuman rempah ‘sampah’) adalah minuman khas yang berasal dari Imogiri, dan Girirejo aktif dalam upaya pengembangan potensi minuman herbal ini.
Taman Kuliner Imogiri: Kuliner Setelah Ziarah
Geliat kuliner di Girirejo sangat didukung oleh keberadaan Makam Raja-Raja Mataram.
- Pusat Jajan: Taman Kuliner Imogiri di dekat Jalan Makam Raja menjadi food court yang strategis. Tempat ini menyajikan beragam hidangan, mulai dari bubur, pecel, wedang uwuh, hingga mie lethek, cocok untuk mengisi perut setelah berziarah.
- Suasana Malam: Taman Kuliner Imogiri buka hingga tengah malam, menjadi alternatif tempat nongkrong yang nyaman.
Kesenian dan Tradisi Merti Bumi
Girirejo adalah kalurahan yang aktif dalam melestarikan budaya dan tradisi.
- Upacara Adat: Acara tahunan seperti Upacara Merti Bumi Mustikaning Warih dan pertunjukan Wayang Kulit (lakon Turunnya Bethoro Sri) rutin digelar untuk memeriahkan hari jadi kalurahan.
- Kesenian: Kesenian Jathilan, Doger, Sholawatan, dan Karawitan masih hidup di padukuhan seperti Dronco dan Tegalrejo.
Saya menyarankan sobat jalan-jalan untuk berziarah ke Makam Raja-Raja Mataram Imogiri. Setelah itu, nikmati hangatnya Wedang Uwuh khas Girirejo dan jelajahi potensi kerajinan Keris. Girirejo adalah destinasi spiritual, sejarah, dan budaya yang agung.
