Kecamatan Bambanglipuro Bantul
Profil Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta
Bambanglipuro adalah sebuah kapanewon (kecamatan) yang terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Berikut adalah informasi lengkap mengenai Bambanglipuro:
Lokasi dan Administrasi
- Negara: Indonesia
- Provinsi: Daerah Istimewa Yogyakarta
- Kabupaten: Bantul
- Kode Pos: 55764
- Luas Wilayah: 22,70 km²
- Ketinggian: 22 meter di atas permukaan laut
- Ibu kota kapanewon berjarak sekitar 10 km dari ibu kota Kabupaten Bantul.
Pemerintahan
- Panewu (Camat): Drs. Lukas Sumanasa, M.Kes.
- Jumlah Kalurahan (Desa): 3, yaitu:
- Sumbermulyo
- Sidomulyo
- Mulyodadi
Geografi dan Batas Wilayah
Bambanglipuro berada di dataran rendah dengan iklim tropis yang cenderung panas. Suhu tertinggi tercatat 31 °C dan terendah 23 °C. Sebagian besar wilayahnya datar hingga berombak, hanya 0,5% yang berbukit.
Batas-batas wilayah:
Arah | Berbatasan dengan |
---|---|
Utara | Kapanewon Bantul |
Timur Laut | Kapanewon Jetis(/blog/kecamatan-jetis) |
Timur | Kapanewon Jetis, Pundong |
Tenggara | Kapanewon Pundong(/blog/kecamatan-pundong) |
Selatan | Kapanewon Kretek(/blog/kecamatan-kretek) |
Barat Daya | Kapanewon Kretek |
Barat | Kapanewon Pandak(/blog/kecamatan-pandak) |
Barat Laut | Kapanewon Pandak |
Demografi
- Jumlah Penduduk: 42.745 jiwa
- Laki-laki: 20.539 orang
- Perempuan: 22.206 orang
- Jumlah Kepala Keluarga: 9.860 KK
- Kepadatan Penduduk: 1.863 jiwa/km²
- Mayoritas Mata Pencaharian: Petani (sekitar 30,8% penduduk bekerja di sektor pertanian).
Budaya dan Potensi Lokal
Bambanglipuro memiliki kekayaan budaya yang cukup beragam, antara lain:
- Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (Gereja Ganjuran): Salah satu benda cagar budaya yang terletak di Desa Sumbermulyo, didirikan tahun 1924.
- Kesenian Tradisional: Karawitan, Ketoprak, Jatilan, Slawatan, Reog, Gejog Lesung, dan Macapat dapat ditemukan di berbagai desa di Bambanglipuro. Organisasi kesenian tertua antara lain Madiya Laras (karawitan, berdiri 1972) dan Reog Ngajaran (berdiri 1965).
Sejarah Singkat
Awalnya, Bambanglipuro bernama Kapanewon Panggang. Namun, karena nama tersebut sama dengan salah satu kapanewon di Kabupaten Gunungkidul, namanya diubah menjadi Bambanglipuro berdasarkan Perda DIY Nomor 6 Tahun 1955.
Bambanglipuro dikenal sebagai wilayah agraris dengan kehidupan masyarakat yang masih kental dengan tradisi dan budaya lokal, serta memiliki sejumlah potensi budaya dan wisata yang menarik untuk dikunjungi.